Cerita Di Waktu Saya Sakit Flu

 


Cerita Di Waktu Saya Sakit Flu - Malam ini tak seperti malam biasanya, terasa sangat amat dingin, dikala rembulan bersinar terang, dinginnya angin kuburan yang kian mencekam, ditambah suara merdu nyanyian kuntilanak dan gaungan anjing malam. Namun di malam yang sangat romantis ini Anton terpaksa menelusuri hamparan sempit jalanan desa yang nampak semakin panjang untuk ronda .

“Bang, malam – malam gini enaknya dirumah kali ya ? ” Tanya Anton pada Java yang lagi asyik ngelipet – lipet tisu dan langsung ia kantongi dibalik sarungnya.

“ Bang ditanya koq nggak ngerespon sich ? ” Anton mulai jengkel.

“ Ya elah, bukannya gua nggak ngerespon, tapi gua lagi nyiapin tissue buat lo, lihat tuh hidung lo molor gitu ! ” Sugeng menerangkan bijak.

“ Iya – ya maaf, ni malem emeng dingin banget ya ? ” Anton kibarkan bendera putih.

“ Udah yuk jalan keliling, waktunya patrol nich ” Sugeng nampak lebih yakin dari pada Anton.

“ Ya ….. Bang tapi kalua ada apa – apa Abang yang ngadepin ya !  ” Anton nggelibet kayak kucing minta ikan.

“ Udah kamu tenang aja, apa aja ntar gua yang hadapin dech. Mau maling kek, Setan kek, gua adepin ” Sugeng dengan gaya sombong.

“ Aaaaa uuuuu   aaaaa uuuuu ” Paduan suara anjing terdengar merdu.

“ Iya lagian setan mana sudi ketemu ma Abang. Kan wajah kayak mbah-Nya Setan gitu !  ” Anton nyerang balik Sugeng.

“ Ooo… oke. Nanti kalau ada apa – apa gua tinggal lari ya kamu ! ” Sugeng berlagak mengancam.

“ Nggak – nggak Bang bercanda kok ! ” Anton nyerah sambal berlari mengejar langkah Sugeng yang mulai menjauh.

“ Uhuuuuu  Uhuuuuu, Uhuuu hu hu hu ”

“ Uhuuuuu  Uhuuuuu, Uhuuu hu hu hu ”

“ Auuuuu ”

Suara burung hantu dan serigala yang lagi asyik main orchestra menambah serem jalanan di Desa Suka Maju Mundur itu.

Apa lagi Sugeng dan Anton kebetulan lewat di depan kuburan angker di daerah sana.

Seminggu yang lalu, tepatnya hari kamis malem jum’at kliwon. Ada rentenir mati tertimpa duit. Kebetulan uang dari nasabahnya masih banyak tertahan, dan cicilannya belum lunas. Akhirnya masyarakat yang marah mengkubur jasat Sie Rentenir dengan cara “ mencicil “. Mula – mula bahu, tangan, badan, kemata, dan seterusnya ampek semuanya  lunas ! .

Kabarnya Sie Rentenir itu tidak terima dan jadi hantu gentayangan serta tetap nagih cicilan mingguan maupun harian kepada nasabahnya. Kontan masyarakat takut dan nggak ada yang berani keluar rumah waktu malam hari.

“ Bang ! ” Anton gemeteran sambal megang sarung Sugeng yang dipakai mirip jubah Batman.

“ Apa ! ” Sugeng sinis masih nggak terima.

“ Bang, Katanya disini ada Hantu Rentenir Bang ? ” Anton semakin gemeteran.

“ Ah lu An. Ada – ada aja. Kalau ada Hantu Rentenir bisa jadi ada hantu Tukang Sayur, tukang Bakwan, Tukang Bakso, dan yang paling gawat sekali kalau ada Hantu Rentenir. Bisa jadi Korupsi Dunia Akhirat ! ” Sempat juga Sugeng bercanda.

“ Ha….. kalau gitu Tuyul, Pocong, Kuntilanak, Wewe Gombel, Genderuwo dan Sundel Bolong CS boleh juga Demo Dong Bang ! “ Anton nampak serius.

“ Kenapa Demo ?  ” Sugeng penasaran.

“ Iya. Karena Sundel Bolong CS termasuk Hantu Jelata kayak kita ini yang hidupnya susah. Mereka boleh Demo karena jatah Kemenyan mereka dikorupsi ama Hantu Mantan Pejabat ". Anton tertawa bangga bisa membuat gol balasan 1 sama ke gawang Sugeng.

“ Ah kamu bisa aja An. ” Sugeng pasrah.

Malam kian mencekam , orchestra burung hantu kian merdu. Bulan bersinar terang terkadang tertutup awan. Dan sosok wanita berambut panjang nampak duduk menghadap ke arah Anton dan Sugeng dengan pandangan menunduk ke bawah.

“ Wah Bang ada cewek tuch !  ” Anton mulai mengeluarkan sifat buaya daratnya .

“ Hati -  hati jangan – jangan Sundel Bolong tuch !  ” Sugeng menolak usulan Anton. Padahal dia sebenernya juga kesengsem sama cewek itu.

“ Ya udah kita buktiin aja Bang ! ” Anton tegas.

“ Ya tapi kamu aja yang nyamperin ! ” Sugeng ngeles.

“ Lho koq gua Bang. Abang aja yang lebih senior ! ” Anton membela diri.

“ Gua tuch ingin ngajarin kamu supaya jadi lelaki sejati ” Sugeng ngeles lagi.

“ Yee bilang aja kalau Abang takut ” Anton Kembali menyerang.

Sugeng menyerah tidak menjawab.

Anton mulai mendekati perempuan berambut panjang itu, jarak pun kian mendekat, langkah kaki makin tepat, bau wangipun kian menjadi – jadi. Entah kenapa perempuan itu seolah tak merespon Anton yang semakin mendekat.

“ Mbak ….., he…….. Mbak sendirian aja nich ! ” Mulai pasang Jurus SKSD (Sok Kenal Sok Deket).

“ Mbak ….. ” Anton menepuk pundak perempuan itu.

Dannn …………..

Cewek itu pun berbalik menghadap Anton. Alangkah terkejutnya Anton. Cewek berambut panjang itu ternyata tak punya punggung alias Sundel Bolong.

Kontan Anton kaget dan berlari kocar – kacir.

“ Bang …… Bang ……. Tolong Bang ……. ” Anton berlari sambal teriak – teriak memanggil Sugeng. Namun teriakan darurat Anton tak sampai pada Sugeng karena Sugeng sudah cabut lebih dulu ketakutan.
Anton pun terus berlari. Ditengah kuburan yang semakin semarak dengan datangnya berbagai jenis setan dari tipe A-Z. Sesekali Anton jatuh bangun tersandung Batu Nisan Kuburan. Dan tak sengaja ia jatuh tepat di kuburan Sie Rentenir yang katanya arwahnya sedang gentayangan.

Terang Anton tambah kocar – kacir . Apalagi Si Bu … Buntel eh…. Sundel Bolong terus mengejar sambal tertawa seram ala perempuan mesir kalau sedang senang.

Jelas saja Anton kalah cepat dengan itu Sundel Bolong. Namun Anton terus berlari dalam hujan gerimis di tengah kuburan.

Langkah Anton akhirnya terhenti di pohon beringin besar. Sundel Bolong itu pun kian mendekat. Anton tak lagi sanggup berlari. Kakinya gemeteran kayak dibandolin 1 Ton beras rakyat. Namun sekarang gantian mulutnya yang berlari komat – kamit baca doa.
Padahal bacaan IQRO’ aja dia nggak lulus. Tau doa apan yang dia baca.
Tiba – tiba Sundul Bolong itu pun mendarat tepat di depan muka Anton. Mereka bertatap muka seperti di Film Drakor gitu SO SWEET.

“ Ampun nyonya Sundel Bolong ….. jangan cekik gua. Gua belum kawin, belum punya anak, belum punya rumah, belum punya mobil, sawah, toko, kebun, dan rencannya gua mau nambah istri lagi. Ampun…. Ampun…. ” Anton membacakan permintaan terakhirnya sebelum eksekusi.

Sundel Bolong itupun terus tertawa seram di muka Anton. Jantung Anton pun seakan rontok jatuh terurai di tanah.

“ Haachiiii ” Suara bersin berkumandang. Namun bukan dari Anton.

“ Eh Bang. Siapa yang mau nyekek Abang. Aku cuma mau minta obat flu. Kan kita sama -  sama sakit flu. Barang kali aja Abang punya  ” Terang sundel

“ Anton melongoooooo. Namun tak sepatah katapun keluar dari mulutnya “.

“ Bang ! Kok bengong? Ada nggak !  ” Sundel Bolong nampak manja bertanya.

“ A….. a…. a….. da ! i….i…. ni ! “ Anton terpatah – patah kayak goyang poco – poco gituu.

“ Wah …. Makasih ya ! ” maaf mengganggu cos obat flu di Apotek Ghoib Store uda pada abis. Kebetulan Abang Anton lewat.

Anton masih bingung. Ternyata musim flu gini nggak cuma manusia atau burung yang kena flu. Setan pun bisa kena juga. Tapi pejabat kena nggak ya?  Wah Departemen Kesehatan harus masukan SAKIT FLU ini dalam daftar kejadian Super Luar Biasa ini. Abis Setan Aja Bisa Kena FLU.
“ Bang Dingin – dingin gini emang lagi musim flu ”. Gua aja harus absen nakutin orang untuk cari obat. Sundel itu pun grundel sambal minum obat.

“ Emang bukan kamu aja yang sakit ? ” Anton memberanikan diri bertanya.

“ Ada banyak Bang yang sakit. Om Drakula harus mbolos hidap darah suci gara – gara hidungnya ingusan, Tuyul -tuyul dan setan kecil lainnya pada pulang ke emaknya karena sakit, tapi yang paling sangat amat santuy pak dhe Pocong yang walaupun flu tapi tak terperngaruh karena dia punya kapas dihidungnya. Dan punya selimut kafan. So dia tetep hangat ilakes.

“ Ha… ha…. Ha…. , kamu bisa aja” Anton tertawa dan mulai berani bercanda seperti ngobrol layaknya Anak Muda Jaman NOW di Warung Kopi . Dan merekapun saling bercengkrama ampek lama bingits. Dan akhirnya mereka menandatangani sebuah MOU - Perdamaian Antara Manusia Dan Setan. Wah… Flu ternyata bisa bikin damai juga ya. …

Tapi udah dulu ya gaes. Gua juga lagi kedinginan ceritanya dilanjutin lain kali aja ya…

Cos udah malem , inspirasi gua sudah abis

Selesai


Post a Comment for "Cerita Di Waktu Saya Sakit Flu"